Website yang berisi materi dan soal

Wednesday, December 25, 2019

INDIKATOR-INDIKATOR SUKU BUNGA


Ada beberapa indikator suku bunga yang berhasil saya himpun berdasarkan hasil eksplorasi saya di Google Cendekia, yaitu :

  • Indikator Suku Bunga Versi Ainun Jariah

Dalam jurnalnya yang berjudul "Analisis Suku Bunga Kredit dan Kualitas Pelayanan Serta Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Nasabah Pada BPR Lumajang" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Manfaat suku bunga bagi nasabah
  2. Besaran suku bunga artnya suku bunga terjangkau bagi nasabah
  3. Perbandingan suku bunga dengan bank lain

  • Indikator Suku Bunga Versi Fajar Adhitya

Dalam jurnalnya yang berjudul "Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Kualitas Pelayanan Inti, Kualitas Pelayanan Periferal Dan Kemampuan Tenaga Marketing Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Pengambilan Kredit Di Bank Mandiri Unit Mikro Distrik Semarang" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Tingkat suku bunga
  2. Penetapan suku bunga berdasarkan plafon pinjaman
  3. Sistem pembebanan bunga kredit
  4. Perbandingan suku bunga kredit dengan bank lain
  5. Diskriminasi dalam pemberian suku bunga kredit

  • Indikator Suku Bunga Versi Eko Suprapto, Maria Mimin M, Azis Fathoni

Dalam jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Fasilitas Kredit, Suku Bunga, Jangka Waktu Dan Jumlah Kredit Terhadap Keputusan Menggunakan Kredit PD BPR Kota Semarang Cabang Madiun" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Membantu mengalirkan tabungan berjalan ke arah investasi
  2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia
  3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar
  4. Merupakan alat penting kebijakan pemerintah

  • Indikator Suku Bunga Versi Mayes Rita

Dalam Skripsinya yang berjudul "Analisis Pengaruh Suku Bunga Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan Fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara Cabang Bandar Lampung" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Suku bunga kompetitif
  2. Jangka waktu kredit KPR
  3. Kemudahan proses KPR
  • Indikator Margin/Suku Bunga Versi Andi Silvana Ugi

Dalam skripsinya yang berjudul "Pengaruh Margin Dan Jangka Waktu Pembayaran Terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Di BPRS Niaga Madani Makassar" menjelaskan bahwa indikator dari margin/suku bunga adalah :
  1. Tingkat margin terjangkau
  2. Perbandingan Tingkat Margin dengan bank lain
  3. Tingkat margin sesuai dengan besaran pinjaman
  4. Tingkat margin sesuai dengan kesepakatan

  • Indikator Suku Bunga Versi Nikita Desi Anggraeni

Dalam skripsinya yang berjudul "Analisis Pengaruh Aset, Jaminan Dan Persepsi Suku Bunga, Pinjaman Perbankan Terhadap Keputusan Kredit Para Pelaku UMKM Di Kota Blitar" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Penetapan suku bunga

  • Indikator Suku Bunga Versi Muhammad Rizky Pahlevi

Dalam Jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Suku Bunga Dan Jangka Waktu Terhadap Kredit Macer Pada PT BPR Prima Dana Abadi Palembang" menjelaskan bahwa indikator dari suku bunga adalah :
  1. Suku bunga kredit sesuai dengan perjanjian kredit
  2. Suku bunga ringan
  3. Tawaran suku bunga yang lebih baik pada saat pelunasan kredit lebih awal dibandingkan bank lain
  4. Pemahaman nasabah mengenai suku bunga
  5. Keseuaian suku bunga kredit dengan keinginan nasabah
  6. Nasabah dapat memilih jenis pinjaman sesuai dengan hitung bunga yang diinginkan 
Share:

Sunday, December 22, 2019

DEFENISI DAN INDIKATOR SUKU BUNGA


Definisi Suku Bunga

Menurut Kasmir, (2002:121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Sudono Sukirno (2006:375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal.

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:209), jenis-jenis suku bunga:
  • Suku bunga deposito, terdiri dari suku bunga (counter) yaitu suku bunga yang tercantum pada papan pengumuman masing-masing bank atau dimedia cetak dan suku negosiasi, suku negosiasi diberikan kepada nasabah-nasabah besar dengan maksud agar dengan kelebihan suku bunga tersebut mau menyimpan di bank yang bersangkutan.
  • Suku bunga tabungan, suku bunga yang di peruntukan bagi nasabah tabungan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di bank.

Indikator Suku Bunga

Indikator suku bunga dalam jurnal Eko Suprapto, Maria Mimin M. dan Azis Fatoni yang berjudul "Pengaruh Fasilitas Kredit, Suku Bunga, Jangka Waktu Dan Jumlah Kredit Terhadap Keputusan Menggunakan Kredit PD BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen" yang mengaju kepada  fungsi dan peran suku bunga sesuai dengan teori Sukirno (2006:382), yaitu:
  • Membantu mengalirkan tabungan berjalan ke arah investasi;
  • Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia;
  • Menyeimbangkan jumlah uang beredar;
  • Merupakan alat penting kebijakan pemerintah.

Menurut Muhammad Garniwa dalam skripsinya yang berjudul "Pengaruh Suku Bunga Kredit dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar DI Bursa Efek IndonesianTahun 2012-2014) menjelaskan bahwa indikator suku bunga kredit adalah SBDK. SBDK (Suku Bunga Dasar Kredit) merupakan suku bunga terendah yang mencerminkan kewajaran biaya yang dikeluarkan oleh bank termasuk ekspektasi keuntungan yang akan diperoleh.

Menurut SEBI No. 15/1/DPNP tanggal 15 Januari 2013 bahwa SBDK dihitung secara per tahun dalam bentuk presentase (%) yang diperhitungnya dilakukan berdasarkan 3 komponen yaitu:
  • Harga Pokok Dana untuk Kredit yang timbul dari kegiatan penghimpunan dana;
  • Biaya Overhead yang dikeluarkan bank berupa beban operasional bukan harga yang dikeluarkan untuk kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit termasuk biaya pajak yang harus dibayar;
  • Profit Margin (Margin Keuntungan) yang ditetapkan bank dalam kegiatan penyaluran kredit
Sementara menurut Herman Darmawan (2011:126) komponen-komponen yang menentukan suku bunga kredit adalah sebagai berikut:
  • Biaya Dana yang Siap Dipinjamkan
  • Overhead Cost
  • Profut Margin
  • Industry Risk

Menurut Fajar Adhitya dalam jurnal yang berjudul "Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Kualitas Pelayanan Inti, Kulalitas Pelayanan Periferal Dan Kemampuan Tenaga Marketing Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Pengambilan Kredit Di Bank Mandiri Unit Mikro DIstrik Semarang" menjelaskan bebrapa indikator dari suku bunga kredit:

  • Tingkat suku bunga 
  • Penetapan suku bunga berdasarkan plafon pengajuan
  • Sistem Pembebanan bunga kredit
  • Perbandingan suku bunga kredit dengan bank lain
  • Diskriminasi dalam pemberian suku bunga kredit

Menurut Ainun Jariah dalam jurnalnya yang berjudul "Analisis Suku Bunga Kredit Dan Kualitas Pelayanan Serta Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Nasabah Pada BPR Di Lumajang" menejlaskan bahwa indikator suku bunga sebagai berikut:
  • Manfaat suku bunga artinya suku bunga yang ditawarkan sesuai dengan manfaatnya, sehingga nasabah tertarik untuk menggunakan jasa kredit
  • Besar suku bunga artinya suku bunga kredit yang ditawarkan dapat dijangkau oleh kindisi keuangan nasabahnya
  • Perbangian suku bunga dengan bank lain artinya suku bunga yang ditawarkan bersaing dengan jasa keuangan lain yang sejenis.
Menurut Satriyo Agilwaseno, Drs, Saryadi, M.Si dan Dra. Sri Suryoko, M.Si dalam jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Kualitas Pelayanan, Suku Bunga dan Lokasi Terhadap Keputusan Pengambilan Kredit Di PD BKK Pemalang" menjelaskan bahwa indikator suku bunga adalah:
  • Besarnya tingkat suku bunga
  • Perbandingan dengan bank lain yang sejenis
  • Kesesuaian jangka waktu pembayaran kredit
  • Kesesuaian suku bunga dengan kemampuan nasabah dalam melunasi angsuran


Share:

Saturday, December 21, 2019

LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MEREK

Perilaku konsumen merupakan cara langsung untuk memnentukan seberapa besar loyalitas konsumen terhadap suatu merek, khususnya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen dengan pembelian rutin atau pembelian ulang (purchase rate) terhadap suatu produk yang didorongkan pada minat pengambilan keputusan. Jika konsumen merasa cocok dan percaya terhadap suatu merek, maka konsumen akan kembali membeli ulang produk yang sama. Beberapa tingkatan loyalitas konsumen adalah sebagai berikut:

  • Brand Switchers (Berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek lain mengidentifikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis konsumen ini adalah membeli suatu produk karena harganya murah.

  • Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan)
Dapat dikategorikan sebagai konsumen yang puas dengan merek produk yang dikonsumsi dan tidak ada alasan yang cukup untuk menciptakan keingan untuk membeli produk lain, terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan lain. Pembeli lebih didasarkan pada kebiasaan semata.

  • Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pelanggan masuk dalam kategori puas bila mengkonsumsi merek tersebut, meskipun mungkin saja mereka beralih dari merek lain. dengan menanggung biaya peralihan. Untuk dapat menarik minat para pelanggan pada tingkat ini, pesaing perlu menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasi dari biaya peralihan yang dilakukan konsumen.

  • Likes the Brand (Menyukai merek)
Pelanggan sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pilihan terhadap suatu merek dilandasi pada asosiasi seperti simbol, rangkaian, pengalaman dalam menggunakannya atau kesan kualitas yang tinggi.

  • Committed Buyer (Pembeli yang Komit)
Tingkatan tertinggi pada piramida loyalitas. Merupakan pelanggan yang setia dan memiliki kebanggan sebagai pengguna suatu merek. Salah satu aktualisasi loyalitas pelanggan ditunjukan dengan tindakan merekomendasikan dan mempromosikan produk tersebut kepada orang lain.



Share:

PENGERTIAN DAN MANFAAT MEREK


Dalam dunia industri, istilah merek menjadi salah satu kata yang popular dalam kehidupan sehari-hari. Merek sekarang tidak hanya dikaitkan oleh produk tetapu juga dengan berbagai strategi yang dilakukan oleh perusahaan (Knapp, 2000). Menurut American Association (Kotler, 2000) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol rancangan atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual agar dapat membedakan produk tersbut dari prosuk pesaing.

Merek memberi sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen. Simamora (2002) menyebutkan dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi  persaingan. Sedangkan bagi produsen merek tentunya bermanfaat untuk melakukan segementasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.

Merek mempunyai makna yang berebda-beda bagi para produsen. Menurut Hermawan Kertajaya (dalam Simamora, 2002), perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda dalam memandang merek. Hal itu tergantung pada tipe pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini adalah tipe-tipe pemasaran yang biasa digunakan oleh berbagai perusahaan:
  1. No Marketing, tipe pemasaran ini dilakukan pada saat perusahaan memonopoli pasar dan tidak memiliki pesaing. Konsumen pasti mencari produk karena tidak ada pilihan. Dalam hal ini, merek hanya dianggap sekedar nama.
  2. Mass Markting, tipe pemasaran ini dilakukan ketika perusahaan sudah memiliki pesaing walaupun pesaingnya lemah, untuk itu perusahaan masih menguasai sebagaian besar pasar dengan melakukan pemasaran massal (mass marketing), dan pada saat itu merek tidak lebih dari sekedar mengenalkan produk (brand awareness).
  3. Segmented Marketing, dilakukan pada saat persaingan mulai ketat, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan segmentasi pasar. Dalam tipe pemasaran ini, perusahaan harus menancapkan citra baik tentang mareknya, karena itu merek diperlukan sebagai jangkar asosiasi (brand association).
  4. Niche Marketing, ketika persaingan bertambah ketat lagi, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan segmen, melaikan ceruk pasar (niche marekting) yang ukurannya lebih kecil tetapi memiliki perilaku khas. Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan kesan bahwa mereknya berkualitas, karena itu merek adalah persepsi kualitas (perceived quality).
  5. Individualized Marketing, ketika sudah mencapai puncak persaingan, bagi perusahaan merek berkaitan dangan loyalitas (brand loyality). Dalam puncak persaingan tentunya jumlah pesaing sangat banyak dengan berbagai strategi yang digunakan dan konsumen tidak mau hanya sekedar dipandang sebagai pembeli saja, kaena itu perusahaan harus menjalin kemitraan dengan konsumen melalui individualized marketing.
Merek juga bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai (Keller, 2003) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2005,20):
  1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sidaan dan pencatatan akuntasi.
  2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau produk yang unik.
  3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
  4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
  5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
Manfaat merek bagi konsumen adalah:
  1. Identifikasi: Memberikan makna bagi produk, mudah mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari.
  2. Praktikalitas: Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang identik dan loyalitas.
  3. Jaminan: Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu dan ditempat berbeda.
  4. Optimisasi: Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik.
  5. Karakteristik: Mendaptkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain.
  6. Kontinuitas: Kepuasan terwujud melalui familaritas dan intimasi merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun.
  7. Hedonistik: Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo dan komunikasinya.
  8. Etis: Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab merek bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.



Share:

Sunday, December 15, 2019

SOAL OLIMPIADE FISIKA SMA PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA)

Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade fisika SMA Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI
Share:

SOAL OLIMPIADE EKONOMI SMA PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA)


Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade ekonomi SMA Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI
Share:

Saturday, December 14, 2019

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA SMA PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA)


Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade matematika SMA Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI
Share:

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA SMP PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA


Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade matematika SMP Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI


Share:

Sunday, December 8, 2019

JENIS RISIKO INVESTASI

Jika seorang individu atau institusi melakukan investasi maka akan dihadapkan pada risiko. Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Risiko sistematis (systematic risk)
Risiko sistematis (sysematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan ringkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua sham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga risiko yang tidak dapat didiversifikasi (underversifiable risk).

  • Risiko tidak sistematis (unsytemic risk)
Risiko tidak sistematis (unsytemic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada adalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktural modal, struktural aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan dan sebagainya. Risiko ini juga disebut risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk).

Adapun beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi. Menurut Abdul Halim (2005:51), risiko tersebut adalah sebagai berikut:
  • Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.
  • Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
  • Risiko tingakt suku bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat suku bungan yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal.
  • Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-uabah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara terus menerus selama jangka waktu tertentu atau biasa disebut bull market/bullish; sebaliknya ketika indeks pasar saham menurun secara terus-menerus selama jangak waktu tertentu yang sering disebut bear market/bearish. Dengan kecenderungan bullish atau bearish yang mempengaruhi semua saham secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi berfluktuasi.
  • Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang rimbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.
  • Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.


Daftar Pustaka

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Share:

Saturday, December 7, 2019

RISIKO INVESTASI

Dalam konteks manajemen investasi, risik merupakan besarnya penyimpanan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa besar jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varians atau standar deviasi. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya (berarti semakin tinggi risikonya). Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka investor dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  • Investor yang menyukai risiko (risk seeker)
Risk seeker merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua piliihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih memilih investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

  • Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral)
Risk neutral merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.

  • Investor yang menghindari risiko (risk averter)
Risk averterI adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian sama namun risiko yang berbedam maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana.
Share:

PROSES INVESTASI

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang guna meningkatkan kesejahteraan investor. Untuk itu dalam melakukan investasi pada saham atau efek lainnya, investor perlu memahami proses investasi yang menunjukkan apa yang sebaiknya dilakukan investor agar diperoleh pengambilan yang diharapkan. Menurut Abdul Halim (2005:4) dalam investasi diperlukan tahap sebagai berikut:

  • Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan.

  • Melakukan Analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam hal ini ada dua pendekatan yang dapat digunakan investor, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

  • Membentuk Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan beberapa proposi dana yang kan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negatif., hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.

  • Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

  • Merivisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of return lebih rendah dari yang disyaratkan.

Daftar Pustaka

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Share:

Tuesday, December 3, 2019

PASAR MODAL

Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan danya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan midal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Banyak pakar yang telah mendefiniskan pasar modal, dari definisi-definsi tersebut sebernya memiliki makna yang tidak berbeda walaupun dituangkan dalam tata bahsa yang berbeda. Menurut R. Agus Sartono (1994:24), pasar modal adalah :

"Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang (long-term financial assets) yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun."

Selain itu, menurut David L. Scott yang dikutip dari Imam Muslih (2008:10), pasar modal adalah :

"Pasar untuk dana jangka panjang di masa saham biasa, saham preferen, dan obligasi diperdagangkan."

Sedangkan menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin yabg dikutip dari Vicko Andhika (2008:16), pasar modal adalah:

"Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri."

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai:

"Kegiatan bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek."

Pasar modal merupakan lembaga yang dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan di luar lembaga perbankan dan anggran belanja negara. Di dalam pasar modal, dana masyarakat dapat ditarik untuk membiayai pembangunan dengan jalan mengundang partisipasi modal masyarakat dalam pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Berdasarkan atas prinsip tersebut adanya pasar modal merupakan tembat bagi partisipasi masyarakat dalam kegiatannya di bidang ekonomi/pembanguanan. Dan selanjutnya juga meupakan pemerataan penyertaan dan pendapatan masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan bagi perusahaan merupakan sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan terjadi proses penyehatan perusahaan, karena sehatnya perusahaan merupakan syarat untuk berhasilnya menarik partisipasi masyarakt.

Instrumen Pasar Modal

Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Dalam praktek sehari-hari penyebutan surat berharga dapat berupa efek atau sering disebut sekuritas. Definisi efek yang tertera dalam Undang-Undang Pasar Modal No. * Tahun 1995 tersebut telah mencakup semua jenis surat berharga yang ada di pasar modal. Instrumen pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia hingga saat ini, antara lain: saham (stock), obligasi (bond), right, warrant, kontrak berjangka indeks saham, dan reksadana.

Daftar Pustaka

  1. Andhika, Vicko. 2008. Analisis Pengaruh Pergerakan Harga Minyak Mentah Dunia, Kurs, dan IHSG terhadap Pergerakan Harga Saham-Saham Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007. Skripsi S1 Akuntansi Asia Banking Finance and Infromatics Institute Perbanas Jakarta.
  2. Muslih, M. Imam. 2008. Perbandingan Model CAPM dengan APT Dalam Memprediksi Imbalan Saham Industri Pertambangan di Bursa Efek
  3. Sartono, R. Agus. 1994. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta


Share:

Monday, December 2, 2019

PENGERTIAN INVESTASI

Pengertian Investasi

Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim, 2003:2). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.

Bentuk Investasi
Secara garis besar ada dua jenis aset yang dapat digunakan sebagai sarana investasi yaitu :
  1. Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam aset-aset yang berwujud nyata seperti : emas, real estate dan karya seni;
  2. Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor finansial, seperti : deposito, saham, obligasi, reksadana.
Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung artinya investor membeli aset-aset keuangan perusahaan dan tidak langsung artinya saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portfolio aset-aset keuangan dari perusahaan lain.

Dalam pengelolaan portofolio ada dua pendekatan yaitu strategi pasif dan strategi aktif (Tandelilin, 2001:176).
  1. Bentuk investasi aktif (active investment style), didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced);
  2. Bentuk investasi pasif (passive investment style), didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak melakukan kesalahan dalam penentuan harga.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang tergolong dalam melakukan bentuk investasi aktif mungkin menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental. Sedangkan pada bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka langkah prefensi risikonya dengan menyusun portofolio.

Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk). Adapun pengertian masing-masing adalah 
  1. Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasilyang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen.
  2. Risk adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan).
Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
Share:
Powered by Blogger.