Jika seorang individu atau institusi melakukan investasi maka akan dihadapkan pada risiko. Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Risiko sistematis (systematic risk)
Risiko sistematis (sysematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan ringkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua sham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga risiko yang tidak dapat didiversifikasi (underversifiable risk).
- Risiko tidak sistematis (unsytemic risk)
Risiko tidak sistematis (unsytemic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada adalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktural modal, struktural aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan dan sebagainya. Risiko ini juga disebut risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk).
Adapun beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi. Menurut Abdul Halim (2005:51), risiko tersebut adalah sebagai berikut:
- Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.
- Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
- Risiko tingakt suku bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat suku bungan yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal.
- Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-uabah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara terus menerus selama jangka waktu tertentu atau biasa disebut bull market/bullish; sebaliknya ketika indeks pasar saham menurun secara terus-menerus selama jangak waktu tertentu yang sering disebut bear market/bearish. Dengan kecenderungan bullish atau bearish yang mempengaruhi semua saham secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi berfluktuasi.
- Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang rimbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.
- Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.
0 komentar:
Post a Comment