Website yang berisi materi dan soal

Saturday, December 14, 2019

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA SMA PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA)


Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade matematika SMA Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI
Share:

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA SMP PMJ (PRIMAGAMA MENCARI JUARA


Primagama adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang berdiri pada tahun 1982 oleh Purdi E. Chandra di Kota Yogyakarta. Dengan target untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolah, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional, dan Suskes Ujian Masuk Perguruan Tinggi serta sekolah kedinasan (bagi SMA/SMK) sekarang primagam memiliki 461 cabang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa aktif 90.000 setahun dan 8000 dosen. Sudah tidak dipungkiri bahwa Primagama merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit bagi para pelajar. 

Setiap tahunnya Primagama mengadakan event, salah satunya adalah Primagama Mencari Juara (PMJ). Primagama Mencari Juara (PMJ) bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul peljar berprestasi di bidang olimpiade. Tidak heran Primagama Mencari Juara (PMJ) selalu diikuti oleh ratusan ribu siswa dan siswi  di Indonesia. Selain berkesempatan menjadi juara, event Primagama Mencari Juara (PMJ) menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang setiap tahun diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Disini admin akan memberikan contoh soal olimpiade matematika SMP Primagama Mencari Juara:

Soal dapat di download DISINI


Share:

Sunday, December 8, 2019

JENIS RISIKO INVESTASI

Jika seorang individu atau institusi melakukan investasi maka akan dihadapkan pada risiko. Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Risiko sistematis (systematic risk)
Risiko sistematis (sysematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan ringkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua sham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga risiko yang tidak dapat didiversifikasi (underversifiable risk).

  • Risiko tidak sistematis (unsytemic risk)
Risiko tidak sistematis (unsytemic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada adalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktural modal, struktural aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan dan sebagainya. Risiko ini juga disebut risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk).

Adapun beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi. Menurut Abdul Halim (2005:51), risiko tersebut adalah sebagai berikut:
  • Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.
  • Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
  • Risiko tingakt suku bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat suku bungan yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal.
  • Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-uabah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara terus menerus selama jangka waktu tertentu atau biasa disebut bull market/bullish; sebaliknya ketika indeks pasar saham menurun secara terus-menerus selama jangak waktu tertentu yang sering disebut bear market/bearish. Dengan kecenderungan bullish atau bearish yang mempengaruhi semua saham secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi berfluktuasi.
  • Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang rimbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.
  • Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.


Daftar Pustaka

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Share:

Saturday, December 7, 2019

RISIKO INVESTASI

Dalam konteks manajemen investasi, risik merupakan besarnya penyimpanan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa besar jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varians atau standar deviasi. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya (berarti semakin tinggi risikonya). Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka investor dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  • Investor yang menyukai risiko (risk seeker)
Risk seeker merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua piliihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih memilih investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

  • Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral)
Risk neutral merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.

  • Investor yang menghindari risiko (risk averter)
Risk averterI adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian sama namun risiko yang berbedam maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana.
Share:

PROSES INVESTASI

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang guna meningkatkan kesejahteraan investor. Untuk itu dalam melakukan investasi pada saham atau efek lainnya, investor perlu memahami proses investasi yang menunjukkan apa yang sebaiknya dilakukan investor agar diperoleh pengambilan yang diharapkan. Menurut Abdul Halim (2005:4) dalam investasi diperlukan tahap sebagai berikut:

  • Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan.

  • Melakukan Analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam hal ini ada dua pendekatan yang dapat digunakan investor, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

  • Membentuk Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan beberapa proposi dana yang kan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negatif., hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.

  • Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

  • Merivisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of return lebih rendah dari yang disyaratkan.

Daftar Pustaka

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Share:

Tuesday, December 3, 2019

PASAR MODAL

Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan danya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan midal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Banyak pakar yang telah mendefiniskan pasar modal, dari definisi-definsi tersebut sebernya memiliki makna yang tidak berbeda walaupun dituangkan dalam tata bahsa yang berbeda. Menurut R. Agus Sartono (1994:24), pasar modal adalah :

"Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang (long-term financial assets) yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun."

Selain itu, menurut David L. Scott yang dikutip dari Imam Muslih (2008:10), pasar modal adalah :

"Pasar untuk dana jangka panjang di masa saham biasa, saham preferen, dan obligasi diperdagangkan."

Sedangkan menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin yabg dikutip dari Vicko Andhika (2008:16), pasar modal adalah:

"Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri."

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai:

"Kegiatan bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek."

Pasar modal merupakan lembaga yang dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan di luar lembaga perbankan dan anggran belanja negara. Di dalam pasar modal, dana masyarakat dapat ditarik untuk membiayai pembangunan dengan jalan mengundang partisipasi modal masyarakat dalam pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Berdasarkan atas prinsip tersebut adanya pasar modal merupakan tembat bagi partisipasi masyarakat dalam kegiatannya di bidang ekonomi/pembanguanan. Dan selanjutnya juga meupakan pemerataan penyertaan dan pendapatan masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan bagi perusahaan merupakan sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan terjadi proses penyehatan perusahaan, karena sehatnya perusahaan merupakan syarat untuk berhasilnya menarik partisipasi masyarakt.

Instrumen Pasar Modal

Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Dalam praktek sehari-hari penyebutan surat berharga dapat berupa efek atau sering disebut sekuritas. Definisi efek yang tertera dalam Undang-Undang Pasar Modal No. * Tahun 1995 tersebut telah mencakup semua jenis surat berharga yang ada di pasar modal. Instrumen pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia hingga saat ini, antara lain: saham (stock), obligasi (bond), right, warrant, kontrak berjangka indeks saham, dan reksadana.

Daftar Pustaka

  1. Andhika, Vicko. 2008. Analisis Pengaruh Pergerakan Harga Minyak Mentah Dunia, Kurs, dan IHSG terhadap Pergerakan Harga Saham-Saham Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007. Skripsi S1 Akuntansi Asia Banking Finance and Infromatics Institute Perbanas Jakarta.
  2. Muslih, M. Imam. 2008. Perbandingan Model CAPM dengan APT Dalam Memprediksi Imbalan Saham Industri Pertambangan di Bursa Efek
  3. Sartono, R. Agus. 1994. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta


Share:

Monday, December 2, 2019

PENGERTIAN INVESTASI

Pengertian Investasi

Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim, 2003:2). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.

Bentuk Investasi
Secara garis besar ada dua jenis aset yang dapat digunakan sebagai sarana investasi yaitu :
  1. Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam aset-aset yang berwujud nyata seperti : emas, real estate dan karya seni;
  2. Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor finansial, seperti : deposito, saham, obligasi, reksadana.
Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung artinya investor membeli aset-aset keuangan perusahaan dan tidak langsung artinya saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portfolio aset-aset keuangan dari perusahaan lain.

Dalam pengelolaan portofolio ada dua pendekatan yaitu strategi pasif dan strategi aktif (Tandelilin, 2001:176).
  1. Bentuk investasi aktif (active investment style), didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced);
  2. Bentuk investasi pasif (passive investment style), didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak melakukan kesalahan dalam penentuan harga.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang tergolong dalam melakukan bentuk investasi aktif mungkin menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental. Sedangkan pada bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka langkah prefensi risikonya dengan menyusun portofolio.

Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk). Adapun pengertian masing-masing adalah 
  1. Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasilyang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen.
  2. Risk adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan).
Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
Share:
Powered by Blogger.